1.
DEFINISI
Sastra berasal dari kata susastra,
kesusastraan. Kata “Su” mempunyai makna baik, bagus, indah. Susastra atau
sastra meliputi.
v
Puisi.
v
Prosa.
v
Drama.
Ilmu sastra terdiri dari.
v
Teori sastra.
v
Kritik sastra.
v
Sejarah sastra.
Perkembangan sastra Indonesia.
1.
Karya sastra melayu klasik.
2.
Karya sastra peralihan.
3.
Karya sastra modern.
Karya sastra melayu klasik mulai
tahun 1917 (lahirnya Balai Pustaka). Karya yang pertama diterbitkan disebut
roman “Dan Sengsara” karya Abdul Muis. Angkatan Siti Nurbaya 1917-1933 atau
bisa disebut angkatan 20-an.
Lahirnya Poejangga Baroe 1933, dengan deklarator pada 1943
oleh 3A yaitu:
v
AliSakbana (Sutan Takdir) diberi julukan Bapak
Prosa.
v
Amir Hamzah mendapat julukan Raja Penyair.
v
Amir Pane.
Karya terbesar Poejangga Baroe adalah “Layar Terkembang
(emansipasi wanita)”
Ciri-ciri karya sastra baru adalah.
a.
Diketahui pengarang.
b.
Perkembangan dinamis.
c.
Penyampaian secara lisan, tulisan dan gambar.
d.
Masyarakat sentries.
e.
Pengaruh bangsa eropa.
f.
Bahasa variatif.
g.
Akhir cerita bisa happy ending dan bisa sad
ending.
h.
Bentuk puisi bebas.
i.
Bentuk prosa seperti, cerpen, novel.
j.
Bersifat nasional bahkan mendunia, tetapi tidak
lupa daerah.
Cirri-ciri karya sastra melayu
klasik.
a.
Anonim : pengarang tidak diketahui.
b.
Statis : tidak bisa berkembang atau berhenti.
c.
Penyampaian secara lisan.
d.
Istana sentries (cerita seputar istana)
e.
Pengaruh Arab dan Hindu.
f.
Bahasa klise.
g.
Akhir cerita happy ending.
h.
Bentuk puisi : talibun, mantra, syair.
i.
Bentuk prosa : dongeng, legenda, fabel, dll.
j.
Bersifat kedaerahan.
2.
PUISI
A.
Puisi
Puisi adalah karangan yang berbentuk bait yang mengutamakan
keindahan bahasa dan kepadatan makna berisi ungkapan isi hati dan ekspresi
penyair. Puisi terdiri dari puisi lama dan puisi baru. Puisi baru dimulai dari
angkatan 20-an hingga 30-an (angkatan Balai Pustaka). Kemudian dilanjutkan
dengan puisi modern pada kisaran 1945-an (angkatan Chairil Anwar), dan
kontemporer pada 70-80-an.
Menurut isinya, puisi baru dibedakan.
a.
Balada : bersisi kisah perjalanan hidup
seseorang.
b.
Eligi : berisi rintihan kesedihan.
c.
Romansa : berisi ungkapan perasaan cinta dan
kasih sayang.
d.
Ode : berisi sanjungan kepada pahlawan.
e.
Himne : berisi sanjungan kepada orang yang
dimulyakan atau puji-pujian kepada Tuhan.
f.
Satire : berisi sindiran.
g.
Religi.
Menurut bentuknya puisi baru
dibedakan.
a.
Distikon.
b.
Terzina.
c.
Kuartrain.
d.
Quintet.
e.
Sektet.
f.
Septima.
g.
Oktav/stanza.
h.
Soneta.
Puisi lama antara lain :
a.
Mantra : muncul pada masa masyarakat melayu.
b.
Seloka : pantun berbait.
c.
Pantun : puisi asli melayu.
d.
Talibun : puisi lama sejenis pantun. Baitnya
lebih dari 4 baris.
e.
Gurindam : puisi lama berasal dari tamil (india).
f.
Syair : puisi lama berasal dari Arab dengan
sajak aaaa.
g.
Karmina : pantun kilat, sajaknya pendek.
Ditinjau dari
kejelasan. Puisi dibedakan menjadi dua.
Diafan : puisi yang
mudah dipahamu karena menggunakan kata-kata lugas.
Prismatis : puisi
yang isinya sulit dipahami karena terpancar dalam beragam makna.
Puisi terbangun atas dua unsur, yaitu unsur intrinsik dan unsur
ekstrensik. Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun dari dalam, sedangkan
unsur ekstrensik adalah unsur yang membangun dari luar. Unsur yang membangun
dari luar, antara lain : latar belakang pengarang, keadaan sosial, budaya dan
politik pada saat karya itu dibuat.
Unsur intrinsik puisi dibagi
menjadi dua, yaitu struktur fisik dan struktur batin.
a.
Struktur fisik
1.
Diksi (pilihan kata)
Diksi dipergunakan penyair untuk
mengungkapkan atau menggambarkan tentang isi puisi yang ditulis penyair.
Seperti contoh dalam puisi Chairil Anwar yang berjudul “senja di pelabuhan
kecil” yang menggambarkan kemurkaan dengan kata-kata seperti, rumah tua, gedong
kosong, gerimis, nelayan tidak melaut kelak.
2.
Majaz (gaya bahasa)
Majaz digunakan penyair untuk mendukung
keindahan bahasa dan kepadatan makna.
3.
Rima (persajakan)
Rima adalah pengulangan bunyi baik di awal,
di tengah, maupun di akhir kalimat untuk membentuk musikalitas dan orkestrasi.
4.
Tipografi (tata wajah)
Tipografi puisi dbentuk dalam bentuk bait.
Tipografi inilah yang membedakan antara puisi dengan prosa dan drama. Kalau
puisi dalam bentuk bait, sedangkan drama dalam bentuk dialog.
b.
Struktur batin
1.
Ma’na dan Tema
Ma’na adalah isi keseluruhan yang
terkandung dalam puisi. Untuk mengetahui isi puisi kita harus mencari makna
tiap bait puisi, untuk mengetahui tiap makna bait kita harus mencari tiap
baris.
Tema adalah gagasan pokok yang mendasari terbentuknya
puisi atau tema bisa disebut persoalan pokok yang diungkapkan dalam puisi
tersebut. Tema dapat berupa ketuhanan, kemanusiaan, percintaan, dll.
2.
Felling (perasaan)
Dalam menciptakan puisi, perasaan penyair
diikut sertakan. Apakah penyair sedang sedih, gembira, simpati, antipasti dll.
3.
Nada dan Suasana
nada adalah sikap penyair terhadap
pembacanya. Apakah penyair ingin menggurui, menasihati atau menyindir terhadap
pembaca. Sedangkan yang dimaksud suasana adalah suasana hati pembaca setelah
membaca puisi.
4.
Amanat
Adalah pesan yang akan disampaikan penyair
kepada pembacanya.
B.
Syair
Syair merupakan salah satu dari
bentuk puisi lama, puisi lama bisa disebut dengan puisi terikat, karena puisi
lama terikat adanya bait, baris, jumlah kata, jumlah suku kata tiap barisnya
dan pola persajakan. Ciri-ciri syair adalah.
v
Karangan berbentuk bait.
v
Satu bait terdiri dari empat baris.
v
Satu baris terdiri dari 4 kata, 14 kata sampai
18 kata.
v
Ma’na terdapat pada semua kalimat.
v
Mengandung pesan kesidupan.
v
Bersajak aaaa.
C.
Pantun
Ciri-ciri pantun.
v
Setiap bait mengandung 4 baris.
v
Sajak abab.
v
Larik 1-2 sampiran.
v
3-4 isi.
Jenis pantun
v
Teka-teki.
v
Muda-mudi.
v
Dagang.
v
Adat.
v
Nasihat.
v
Jenaka.
D.
Majaz
Macam-macam Gaya Bahasa (majaz)
a.
Metafora : majaz perbandingan singkat dan padat
yang dinyatakan secara tersirat (implisir)
Contoh : Tarman adalah kuli tinta di Suara Merdeka. Kuli tinta : wartawan.
b.
Personifikasi ; majaz yang menggambarkan benda
mati seolah-olah menjadi benda hidup. Contoh : tanah air Indonesia memanggil
jiwa sang pemuda.
c.
Hiperbola : majaz yang melebih-lebihkan atau
membesar-besarkan hal yang sebenarnya. Contoh : larinya secepat kilat.
d.
Litotes : majaz yang memperhalus sesuatu. Contoh
: prestasinya tidak mengecewakan.
e.
Ironi : gaya bahasa yang menggunakan kata-kata
berlawanan untuk menyampaikan sindiran. Contoh : anggota DPR prestasinya sangat
mengagumkan.
f.
Sinekdoke totempropte : yaitu gaya bahasa yang
menyebutkan keseluruhan untuk sebagian. Contoh : penuhi hidup dengan cinta dan
ingatkan diri saat untuk berpisah.
g.
Repetisi : gaya bahasa dengan penggolongan kata
proses atau baris tertentu untuk member penekanan. Contoh : pesan Nabi tentang
mati, jangan takut mati karena pasti terjadi. Setiap insan pasti akan mati
hanya tinggal waktu.
h.
Alegori : perbandingan suatu keadaan atau
peristiwa dengan beberapa kiasan yang membentuk suatu kesatuan. Contoh : untuk
calon istri, bantulah nahkoda untuk mendayung bahtera menuju pulau bahagia.
i.
Paradoks : pengungkapan yang seperti
bertentangan. Contoh : bicaranya halus, tapi menyayat hati.
E.
Rima
Bentuk dan macam-macam Rima
Asonansi : pengulangan bunyi vokal pada
beberapa kata secara berurutan dalam satu baris.
Aliterasi : pengulangan bunyi konsonan
pada beberapa kata secara beruntun.
Jenis-jenis Rima.
v
Rima rangkai : aa aa
v
Rima kembar : aa bb
v
Rima peluk : ab ba
v
Rima silang : ab ab
v
Rima patah : aa ab
F.
Istilah-istilah dalam puisi
v
Licentica poetica : kemampuan penulis/sastrawan
untuk membuat puisi dengan memasukkan kebebasan menulis puisi. (pengaruh Eropa)
v
Enjabemen : persambungan lirik puisi.
v
Peyorasi :makana sekarang yang terasa kurang
hormat, seperti : perempuan, bini, bunting. Disbanding dengan : wanita, istri,
hamil.
3.
PROSA
Prosa adalah karya sastra dalam bentuk bahasa terurai
yang tidak terpengaruh oleh rima, ritma dan baris. Prosa dibedakan menjadi
prosa lama dan prosa baru.
Karya prosa lama:
Dongeng : jenis prosa lama yang megisahkan tentang kehidupan yang
dirangkai dengan peristiwa-peristiwa bersifat khayal.
Fabel : cerita dengan tokoh binatang.
Legenda : cerita-cerita yang bersifat mengusut asal-usul, terkadang
bersifat ghaib.
Mitos : cerita tentang kepercayaan masyarakat dengan hal-hal ghaib.
Sage : cerita/hikayah, biografi yang menekankan kisah kebenaran.
Hikayah : cerita khayal yang berkisah tentang percintaan, kerajaan,
peperangan, pengembaraan dll.
Tombo : cerita sejarah yang dicampur dengan khayalan sehingga terkadang
tidak masuk akal.
Silsilah : cerita tentang garis keturunan.
Prosa Baru
Novel : karangan prosa yang panjang dan menceritakan sebuah kisah.
Cerpen : karangan yang bercerita tentang masalah yang dialami tokoh
secara singkat.
Drama : prosa yang menonjolkan unsur dialog dengan di pentaskan.
Biografi : prosa yang berkisah tentang riwayat hidup seseorang.
Kritik : karangan yang ditulis untuk memberikan pemikiran terhadap karya
sastra.
Esai : karangan yang ditulis berdasarkan pengalaman pribadi pengarangnya.
A.
Cerpen
Cerpen dibangun oleh dua unsur
1.
Unsur ekstrensik : unsur yang membangun cerpen
dari luar
a.
Latar belakang tokoh (pengalaman, pendidikan
pengarang)
b.
Keadaan social, budaya, politik pada saat cerpen
itu dibuat.
2.
Unsur intrinsik : unsur yang membangun cerpen
dari dalam
a.
Tema : inti cerita atau gagasan pokok yang
membentuk cerita.
Cara menentukan tema :
§
Tema dapat diketahui dari judul cerita.
§
Tema biasanya berhubungan dengan konflik.
§
Tema berkaitan dengan peristiwa yang selalu
diceritakan.
b.
Tokoh : pelaku yang berperan dalam peristiwa.
Penokohan : penggambaran watak tokoh-tokoh oleh pengarang.
Cara pengarang menggambarkan watak sang tokoh :
§
Metode Analitik : pengarang secara langsung
menyebutkan watak atau sifat-sifat sang tokoh seperti : gendut, kurus, cantik,
kaya, miskin dll.
§
Metode Dramatik : pengarang tidak secara
langsung menggambarkan watak atau sifat tokoh. Sifat tokoh dapat diketahui dari
paparan pengarang melalui hal-hal berikut :
ü
Bentuk fisik dan cara berpakaian.
ü
Reaksi tokoh terhadap peristiwa yang dihadapi
atau dialami.
ü
Keadaan atau lingkungan sekitar tokoh.
ü
Dialog antar tokoh.
ü
Jalan pikiran tokoh.
c.
Alur/Plot
Alur terdiri dari
1)
Paparan awal (eksposisi)
2)
Konflikasi (adanya konflik)
3)
Klimaks (konflik memuncak)
4)
Anti klimaks (konflik menurun)
5)
Penyelesaian.
Alur berdasarkan peristiwa :
§
Alur maju : 1) – 2) – 3) – 4) – 5)
§
Alur mundur : 5) – 4) – 3) – 2) – 1)
§
Alur campuran : 3) – 4) – 5) – 2) – 1)
Alur
berdasarkan jumlahnya :
§
Alur tunggal.
§
Alur ganda.
Alur
berdasarkan hubungannya :
§
Alur erat.
§
Alur renggang.
#Konflik
§
Internal : konflik antara tokoh dengan dirinya.
§
Eksternal : konflik antar tokoh dengan :
o
Konflik sosial.
o
Konflik lingkungan.
d.
Latar/setting
Latar adalah tempat terjadinya peristiwa dalam cerita.
Latar/setting meliputi tiga hal yaitu tempat, waktu, suasana/budaya.
e.
Sudut pandang
Adalah posisi pengarang dalam menghantarkan cerita.
Sudut pandang ada dua yaitu :
§
Dalam : orang pertama pelaku utama (aku sebagai
tokoh utama)
Orang pertama pelaku sampingan (aku
sebagai tokoh sampingan)
§
Luar :
orang ketiga terarah/pengamat (pengarang sebagai pengamat)
Orang
ketiga serba tahu (pengarang mengetahui jalan pikiran tokoh)
f.
Amanat : pesan yang hendak disampaikan oleh
pengarang pada pembaca.
B. Novel
Unsur-unsur
yang ada dalam novel hampir sama dengan unsur cerpen. Yang membedakan adalah :
C.
Hikayat
Hikayat merupakan
karya sastra lama. Disebut hikayat, karena disetiap judul hampir mencantumkan
kata “hikayat”. Isi hikayat bermacam-macam, ada yang sejarah, adat istiadat,
kepahlawanan, atau petunjuk dan nasihat raja. Hikayat dipengaruhi oleh budaya
islam dan hindu.
Pada dasarnya,
unsur-unsur yang membangun hikayat hampir sama dengan unsur yang terdapat pada
cerpen maupun novel. Unsur hikayat terdiri dari unsur intrinsik dan ekstrensik.
Akan tetapi, unsur ekstrensik pada hikayat sulit ditemukan karena hikayat
dikarang pada ratusan tahun terdahulu.
Cirri-ciri
hikayat antara lain :
§
Terkadang terdapat tokoh yang kurang realistis
(binatang dapat berbicara, dewa-dewa, raksasa)
§
Terdapat tokoh yang mati kemudian hidup lagi.
§
Terdapat benda-benda ghaib seperti jimat,
pusaka, benda ajaib dll.
§
Menggambarkan kepahlawanan.
§
Pembangkit semangat dan pelipur lara.
§
Tema bisanya berkaitan dengan kerajaan,
peperangan, kesetiaan, kekuasaan dll.
§
Tokoh cerita digambarkan hitam (jahat),
sedangkan putih (baik).
Cara mengubah hikayat menjadi
sebuah cerpen :
§
Meringkas atau membuat synopsis penggalan
hikayat.
§
Mendaftar konflik-konflik antar tokoh.
§
Memilih konflik yang mengesankan.
§
Mengembangkan konflik yang dipilih menjadi
cerita pendek.
D.
Periodesasi Sastra
a)
Balai Pustaka
Perkembangan roman pada
tahun 20-an tidak dapat terpisahkan dari Balai Pustaka. Badan atau lembaga yang
didirikan oleh pemerintah Belanda pada tahun 1917 ini menjelma dari “Commissie
Voor de Inladshe School and Vakslectuur”
(panitia untuk sekolah Bumi Putera dan bocah rakyat) yang didirikan pada tahun
1908.
Balai Pustaka berperan
sebagai penerjemah buku-buku asing serta melakukan pembukuan cerita-cerita
rakyat yang semula berupa cerita lisan.
Karya yang diterbitkan Balai
Pustaka antara lain Prosa, Roman, Novel, Cerpen&Drama puisi, music
menggantikan Syair, Gurindam, dan Hikayat.
Nur Suttan Iskandar
merupakan “Raja Balai Pustaka” karena banyaknya karya yang ditulisnya. Novel
pada angkatan ini adalah “novel Sumatra” dengan Minangkabau sebagai titiknya.
1)
Ciri-ciri angkatan Balai Pustaka
§
Gaya bahasanya menggunakan perumpamaan, klise,
pepatan dan peribahasa.
§
Alur yang digunakan sebagian besar alur maju.
Namun ada juga yang sorot balik seperti , Adzab dan Sengsara, Di bawah
Lindungan Ka’bah.
§
Teknik penokohan menggunakan metode analitik.
§
Pusat pengisahan pada umumnya metode orang
ketiga, ada juga roman yang menggunakan metode orang pertama.
§
Berisi pertentangan antara kaum muda dan kaum
tua.
§
Tema kawin paksa, masalah adat, nesionalisme.
2)
Roman-roman yang dihasilkan oleh Balai Pustaka
I.
Adzab dan Sengsara (Merari Siregar)
Tokoh :
§
Aminudin.
§
Mariamin.
§
Suttan Baringin.
§
Baginda Mulia.
§
Kasibun.
II.
Siti Nurbaya (Marah Rusli)
Tokoh :
§
Siti Nurbaya.
§
Syamsul Bahri.
§
Datuk maringgih.
§
Baginda Sulaiman.
§
Suttan Mahmud.
III.
Darah Muda (Djamaludinn Adjinegoro)
Tokoh :
§
dr. Nurdin.
§
Rukmini.
§
Ibu Nurdin.
IV.
Salah Asuhan (Abdul Mu’is)
Tokoh :
§
Hanafi.
§
Corrie.
§
Rafiah.
V.
Salah Pilih (Nur Suttan Iskandar)
Tokoh :
§
Asri.
§
Asnah.
§
Sani’ah.
§
Ibu Mariat.
3) Pengarang-pengarang
Balai Pustaka
a)
Zainudin (Joempa Aceh)
b)
Abbas St. pamuncak nan Sati (Pertemuan)
c)
Tulis Suttan Sati (Sengsara Membawa
Nikmat
d)
Suman Hs (Kasih Tak Terlarai, Percobaan Setia,
Kawan Begelut – kumpulan Cerpen -)
e)
M. Kasih (Teman Duduk – Kumpulan Cerpen – )
f)
A. Datuk Majiando (Sicebol Hendak
Merindukan Bulan, Sampaikan Salamku Padanya, Rusmala Dewi – bersama S. Hardjo
Sumantoro –)
g)
Habib St. Mahoraja (Nasib)
h)
Selasih/selaguri nama aslinya sariamin (Kalau
Tak Untung Pengaruh Keadaan)
i)
Sutomo Jamhar Arifin (Andang Taruna)
j)
M.r Dayoh
(Peperangan Orang MInahasa dengan Orang Spanyol, Putera Budiman)
k)
MIrari Seregar (Adzab&Sengsara,
Binasa Karena Gadis Periangan)
l)
Marah Rusli (Siti Nurbaya, La Hami)
m)
M. Yamin (Tanah air, Indonesia Tumpah
Darahku), Ken Arok&Ken Dedes.
n)
Nur Suttan Iskandar (Salah Pilih,
Hulubalang Raja, Katak Hendal Menjadi Lembu)
o)
Djamaludin Adji Negoro (Darah Muda,
Asmara Jaya)
p)
Abdul Mu’is (Salah Asuhan, Pertemuan
Jodoh)
*yang dicetak tebal, pengarang terkenal dan
sering muncul di ujian
b)
Poejangga Baroe
Lahirnya poejangga baroe pada tahun 1933, dan di
deklarasikan pada tahun 1943 oleh 3A yaitu :
§
Sutan takdir Alisyakbana (bapak prosa)
§
Amir Hamzah. (raja penyair)
§
Amir Pane.
Karya
terbesar poejangga baroe adalah “layar Terkembang” (emansipasi wanita)
E. Resensi
a.
Resensi bisa diterapkan pada
§
Buku, baik fiksi maupun non fiksi.
§
Film.
§
Pementasan drama.
b.
Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam
menulis resensi
§
Memilih objek resensi.
§
Mengenal dan menguasai objek resensi.
§
Mengulas dan menimbang objek resensi.
§
Menulis hasil resensi.
c.
Bagian-bagian dalam resensi
Non
Fiksi
§
pendahuluan
ü
Judul resensi (tidak harus sama dengan judul
buku)
ü
Identitas buku ;
Judul buku
Pengarang
Penerbit
Tahun terbit
Jumlah halaman
Jenis buku
Ukuran buku
Harga buku
ISBN
§
Isi
ü
Kepengarangan.
ü
Tujuan penulisan.
ü
Ikhtisar buku.
ü
Keunggulan dan kelemahan.
§
Penutup
ü
Kesimpulan.
ü
Saran.
Fiksi
§
Judul Resensi
§
Kepengarangan ;
§
Unsure intrinsic
§
Sinopsis
§
Keunggulan dan kelemahan.
§
Kesimpulan.
d.
Manfaat menulis resensi
§
Mengetahui gambaran isi buku.
§
Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.
§
Berlatih berfikir kritis.
§
Melatih ketrampilan menulis.
§
Mendapatkan imbalan apabila tulisan diterbitkan.
4.
DRAMA
Pada dasarnya drama adalah karangan yang berbentuk dialog yang
menceritakan kehidupan/tingkah laku manusia yang dipentaskan.
Macam-macam drama :
1)
Tragedi = drama yang isinya membuat perasaan
sedih penonton.
2)
Komedi = yaitu drama yang isinya mengandung
unsure krlucuan yang membuat hati penontin menjadi terhibur.
3)
Tragedy komedi.
4)
Pentomim = drama yang menampilkan gerak tubuh
atau perilaku tokoh saja tanpa menggunakan dialog.
5)
Sendra tari = drama yang ditampilkan dengan
tarian.
6)
Opera = drama yang ditampilkan dengan
menggunakan nyanyian.
7)
Lawakan = drama yang ditampilkan dalam bentuk
humor bersidat menghibur, tanpa memperhatikan tema dan alur cerita.
8)
Teatrikal
Macam-macam tokoh dalam drama
Berdasarkan karakternya:
1)
Tokoh protagonist = berwatak baik
2)
Tokoh antagonis = berwatak jahat
3)
Tokoh tritagonis = penengah
Berdasarkan sifatnya :
1)
Tokoh pipih = hanya memiliki satu watak
2)
Tokoh bulat atau komplek = berwatak baik dan
jahat.
Istilah-istilah dalam drama
1)
Prolog = kalimat pembuka
2)
Epilog = kalimaat penutup
3)
Monolog = percakapan antara tokoh dengan dirinya
sendiri.
4)
Dialog = percakapan antar tokoh
5)
Kramagung = tingkah laku tokoh yang ditulis
didakam kurung atau dicetak miring.
6)
Narrator = orang yang menghantarkan cerita.
7)
Blocking
8)
Babak
9)
Adegan
Macam-macam gerakan dalam drama =
a)
Downstage = mendekat kearah penonton.
b)
Upstage = menjauh dari penonton ke sisi
belakang.
c)
Offstage = meninggalkan area panggung.
d)
Onstage = muncul ke area panggung.
e)
Curve movement = melengkung membentuk garis
lengkung.
f)
Crossing = melintasi bentang area panggung.
g)
Movement = gerakan perpndahan
h)
Gesture = gerakan anggota tubuh.
i)
Bussines = gerakan kesibukan.
A.
Unsure inrtinsik drama
1)
Tema
2)
Amanat
3)
Alur
4)
Tokoh&Perwatakan
5)
Konflik
6)
Percakapan
7)
Setting
8)
Kasting
9)
Acting
A.
Tema
Cara menentukan tema
a)
Tema dapat dilihat dari judul cerita.
b)
Tema berkaitan dengan penulisan yang paling
banyak menimbulkan konflik.
c)
Tema berkaitan dengan peristiwa yang selalu
diceritakan.
B.
Tokoh = pelaku yang ber[eran dalam setiap
peristiwa berdasarkan perannya
1)
Tokoh utama. Cara menentukan tokoh utama =
a)
Tokoh utama paling banyak penceritaanya.
b)
Tokoh yang paling berhubungan dengan konflik.
c)
Tokoh utama dapat dilihat dari judul.
d)
Tokoh utama paling banyak berghun-bungan dengan
tokoh lain.
C.
Penokohan
Cara pengarang menggambarkan watak sang tokoh :
§
Metode Analitik : pengarang secara langsung
menyebutkan watak atau sifat-sifat sang tokoh seperti : gendut, kurus, cantik,
kaya, miskin dll.
§
Metode Dramatik : pengarang tidak secara
langsung menggambarkan watak atau sifat tokoh. Sifat tokoh dapat diketahui dari
paparan pengarang melalui hal-hal berikut :
ü
Bentuk fisik dan cara berpakaian.
ü
Reaksi tokoh terhadap peristiwa yang dihadapi
atau dialami.
ü
Keadaan atau lingkungan sekitar tokoh.
ü
Dialog antar tokoh.
ü
Jalan pikiran tokoh.
D.
Alur/Plot
Alur terdiri dari
6)
Paparan awal (eksposisi)
7)
Konflikasi (adanya konflik)
8)
Klimaks (konflik memuncak)
9)
Anti klimaks (konflik menurun)
10)
Penyelesaian.
Alur berdasarkan peristiwa :
§
Alur maju : 1) – 2) – 3) – 4) – 5)
§
Alur mundur : 5) – 4) – 3) – 2) – 1)
§
Alur campuran : 3) – 4) – 5) – 2) – 1)
Alur
berdasarkan jumlahnya :
§
Alur tunggal.
§
Alur ganda.
Alur
berdasarkan hubungannya :
§
Alur erat.
§
Alur renggang.
#Konflik
§
Internal : konflik antara tokoh dengan dirinya.
§
Eksternal : konflik antar tokoh dengan :
o
Konflik social.
o
Konflik lingkungan.
E.
Latar/setting
Latar adalah tempat terjadinya peristiwa dalam cerita.
Latar/setting meliputi tiga hal yaitu tempat, waktu, suasana/budaya.
F.
Amanat : pesan yang hendak disampaikan oleh
pengarang pada pembaca.
G.
Acting
Acting adalah perbuatan terencana
yang melibatkan pikiran dan perasaan. Pikiranlah yang mengatur perasaan dan
perasaan perlu diatur, dikendalikan agar tidak terbang melayang tanpa arah.
Ada tiga hal pokok yang harus
diperhatikan agar tokoh karakter tokoh yang diperankan dapat muncul secara
maksimal. Yaitu :
1.
Pengucapan.
2.
Gerakan tubuh.
3.
Air muka (mimic)
Untuk dapat mengekspresikan watak
tokoh yang p=diperankan, actor mrmbutuhkan alat ekspresi. Selain dialog, alat
ekspresi lain yang dapat digunakan adalah :
1.
Lafal
Lafal adalah cara seseorang atau kelompok
orang disuatu masyarakat, untuk mengucapkan bunyi bahasa. Seorag ahli
menjelaskan bahewa lafal atau pengicapan mencakup tiga hal yaitu :
a.
Tekanan dinamik : keras lemahnya pengucapan;
b.
Tekanan nada : tinggi rendahnya nada;
c.
Tekanan tempo : cepat lambatnya pengucapan.
Jika digunakan untuk mengkspresikan
watak tokoh, lafal dapat digunakan dengan dua cara yaitu :
·
Untuk tokoh antagonis = lafal kurang jelas.
·
Untuk tokoh protagonid = lafal jelas
2.
Intonasi
Intonasi adalah lagu kalimat, yaitu
ketepatan penyajian tinggi rendahnya suatu nada. Dalam suatu drama, kalimat
mempunyai peran yang tudak ringan, kalimat mengandung aspek dari ekspresi
kejiwaan tokoh. Yang lebih sulit adalah bagaimana membahsalan ekspresi kejiwaan
tokoh agar penonton dapat menerimanya. Ekspresi kejiwaan itu adalah, sedih,
kecewa, was-was, dendam, marah, tanpa perhitungan, gegabah, tertekan, cemburu,
cinta, terharu, rindu, penuh harapan, menja, merayu, merajuk, berbunga-bunga,
grmbira, bahagia, bj-ijaksana, perhatian, dan penih perhitungan.
Kegunaan intonasi untuk mengekspresikan
kejiwaan:
a)
Nada
tinggi untuk mengekspresikan marah, dendam, kecewa, kesal, dan lain-lain
b)
Nada rendah untuk mengekspresikan rindu,
terharu, manja, kebikjasanaan, mengerti, dan lain-lain
3.
Tekanan
4.
Mimic atau gerak
Yang dimaksud dengan gerak-gerik adalah
gerakan anggota tubuh; pengungkapan perasaan dan pikiran menggunakan gerak
tubuh yang dimaksudkan dengan mimic adalah pernyataan atau perasaan atau hati
yang dilakukan dengan perubahan air muka. Sebenarnya, mimic ada tiga macam
yaitu, mimic, pantomime, pantomimic. Mimic adalah gerak wajah atau raut muka,
pantomime adalah gerak-gerik tubuh, dan pantomimic adalah gabungan antara mimic
dan pentomim.
guaya tok ..
BalasHapus